Senin, 02 Agustus 2010

IP address,Subnet

Internet Protocol

IP adalah standard protokol dengan nomer STD 5. Standar ini juga termasuk untuk ICMP,

dan IGMP. Spesifikasi untuk IP dapat dilihat di RFC 791, 950, 919, dan 992 dengan update

pada RFC 2474. IP juga termasuk dalam protokol internetworking.


Pengalamatan IP

Alamat IP merupakan representasi dari 32 bit bilangan unsigned biner. Ditampilkan dalam

bentuk desimal dengan titik. Contoh 10.252.102.23 merupakan contoh valid dari IP.

Alamat IP (IP Address)

Pengalamatan IP dapat di lihat di RFC 1166 - Internet Number. Untuk mengidentifikasi

suatu host pada internet, maka tiap host diberi IP address, atau internet address. Apabila host

tersebut tersambung dengan lebih dari 1 jaringan maka disebut multi-homed dimana memiliki

1 IP address untuk masing-masing interface. IP Address terdiri dari :

IP Address =

Nomer network diatur oleh suatu badan yaitu Regional Internet Registries (RIR), yaitu :

American Registry for Internet Number (ARIN), bertanggung jawab untuk daerah

Amerika Utara, Amerika Selatan, Karibia, dan bagian sahara dari Afrika

Reseaux IP Europeens (RIPE), bertanggung jawab untuk daerah Eropa, Timur

Tengah dan bagian Afrika

Asia Pasific Network Information Center (APNIC), bertanggung jawab untuk daerah

Asia Pasific.

IP address merupakan 32 bit bilangan biner dimana bisa dituliskan dengan bilangan desimal

dengan dibagi menjadi 4 kolom dan dipisahkan dengan titik.

Bilangan biner dari IP address 128.2.7.9 adalah :

10000000 00000010 00000111 00001001

Penggunaan IP address adalah unik, artinya tidak diperbolehkan menggunakan IP address

yang sama dalam satu jaringan.

Pembagian Kelas Alamat IP (Class-based IP address)

Bit pertama dari alamat IP memberikan spesifikasi terhadap sisa alamat dari IP. Selain itu

juga dapat memisahkan suatu alamat IP dari jaringan. Network. Alamat Network (network

address) biasa disebut juga sebagai netID, sedangkan untuk alamat host (host address) biasa

disebut juga sebagai hostID.

Ada 5 kelas pembagian IP address yaitu :


Kelas A : Menggunakan 7 bit alamat network dan 24 bit untuk alamat host. Dengan

ini memungkinkan adanya 2 -2 (126) jaringan dengan 2 -2 (16777214) host, atau

lebih dari 2 juta alamat.

Kelas B : Menggunakan 14 bit alamat network dan 16 bit untuk alamat host. Dengan

ini memungkinkan adanya 2 -2 (16382) jaringan dengan 2 -2 (65534) host, atau

sekitar 1 juga alamat.

Kelas C : Menggunakan 21 bit alamat network dan 8 bit untuk alamat host. Dengan

ini memungkin adanya 2 -2 (2097150) jaringan dengan 2 -2 (254) host, atau sekitar

setengah juta alamat.

Kelas D : Alamat ini digunakan untuk multicast

Kelas E : Digunakan untuk selanjutnya.


Kelas A digunakan untuk jaringan yang memiliki jumlah host yang sangat banyak.

Sedangkan kelas C digunakan untuk jaringan kecil dengan jumlah host tidak sampai 254.

sedangkan untuk jaringan dengan jumlah host lebih dari 254 harus menggunakan kelas B.

Alamat IP yang perlu di perhatikan :

Alamat dengan semua bit = 0, digunakan untuk alamat jaringan (network address).

Contoh 192.168.1.0

Alamat dengan semua bit = 1, digunakan untuk alamat broadcast (broadcast address).

Contoh 192.168.1.255

Alamat loopback, alamat dengan IP 127.0.0.0 digunakan sebagai alamat loopback

dari sistem lokal.


IP Subnet

Perkembangan internet yang semakin pesat, menyebabkan penggunaan IP semakin banyak,

dan jumlah IP yang tersedia semakin lama semakin habis. Selain itu untuk pengaturan

jaringan juga semakin besar karena jaringannya yang semakin besar. Untuk itu perlu

dilakukan "pengecilan" jaringan yaitu dengan cara membuat subnet (subneting).

Sehingga bentuk dasar dari IP berubah dengan pertambahan subnetwork atau nomer subnet,

menjadi

Jaringan bisa dibagi menjadi beberapa jaringan kecil dengan membagi IP address dengan

pembaginya yang disebut sebagai subnetmask atau biasa disebut netmask. Netmask memiliki

format sama seperti IP address.

Contoh penggunaan subnetmask :

Dengan menggunakan subnetmask 255.255.255.0, artinya jaringan kita mempunyai

8

2 -2 (254) jumlah host.

Dengan menggunakan subnetmask 255.255.255.240, artinya pada kolom terakhir

pada subnet tersebut 240 bila dirubah menjadi biner menjadi 11110000. Bit 0

4

menandakan jumlah host kita, yaitu 2 -2 (14) host.


4.2.1. Tipe dari subneting

Ada 2 tipe subneting yaitu static subneting dan variable length subneting.

4.2.1.1. Static subneting

Subneting yang digunakan hanya memperhatikan dari kelas dari IP address. Contoh untuk

jaringan kelas C yang hanya memiliki 4 host digunakan subneting 255.255.255.0. Dalam hal

penggunaan ini akan memudahkan karena apabila ada penambahan host tidak perlu lagi

merubah subnetmask, tetapi akan melakukan pemborosan sebanyak 250 alamat IP.

4.2.1.2. Variable Length Subneting Mask (VLSM)

Subneting yang digunakan berdasarkan jumlah host. Sehingga akan semakin banyak jaringan

yang bisa dipisahkan.

4.2.1.3. Gabungan antara static subneting dan variable length subneting

Penggunaan subneting biasanya menggunakan static subneting. Tetapi karena suatu

keperluan sebagian kecil jaringan tersebut menggunakan variable length subneting. Sehingga

diperlukan router untuk menggabungkan kedua jaringan tersebut.

4.2.2. Cara perhitungan subnet

4.2.2.1. Menggunakan static subneting

Suatu jaringan menggunakan kelas A, menggunakan IP 10.252.102.23.

00001010 11111100 01100110 00010111

10 252 102 23

Alamat 32 bit

Alamat desimal



Artinya 10 sebagai alamat network dan 252.102.23 sebagai alamat host.

Kemudian administrator menentukan bahwa bit 8 sampe dengan bit ke 24 merupakan alamat

subnet. Artinya menggunakan subnetmask 255.255.255.0 (11111111 11111111 11111111

16

00000000 dalam notasi bit). Dengan aturan bit 0 dan 1 maka jaringan tersebut memiliki 2 -2


(65534) subnet dengan masing-masing subnet memiliki jumlah host maksimum sebanyak 2 8-

2 (254).